Ialah sebuah [kebijakan] di
mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa
dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat
negara-negara itu menaklukkan atau
menempati tanah-tanah itu.
Timbulnya
Kata Imperialisme
Perkataan
Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir
abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada
perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang
meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat.
Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan
krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian
pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal
luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan
golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau
golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau
imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari
golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti
yang kita kenal sekarang.\
Asal
Mula Kata Imperialisme
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang
artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".
Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".
Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu
lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah
daerah dimana imperiumnyaberlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka
raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut
negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh
orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain
hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini.
hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Arti
Kata Imperialisme
Imperialisme
ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan
diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja
dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu
gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal
saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dankolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai
seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dariimperium jika imperium itu
merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Lazimnya
imperialisme dibagi menjadi dua:
1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari
imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan,
penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk
menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme
ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan
Portugal.
2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari
imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul
sesudah revolusi industri.
Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang
banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan
mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat
penanaman modal bagi kapital
surplus.
Pembagian
imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern ini didasakan pada
soal untuk apa si imperialis merebut orang lain.
Jika
mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis,
maka kita akan mendapatkan pembagian macam imperialisme yang lain, yaitu:
1. Imperialisme politik. Si imperialis hendak mengusai
segala-galnya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan
jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak
umum ditemui pada zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme
sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam
bentuk protectorate dan mandate.
2. Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya
saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai
dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga
jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi
inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk
menggantikan imperialisme politik.
3. Imperialisme Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai
jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam
kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah,
berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan
dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga
jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah.
Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galanya dari bangsa itu.
Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena
masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar
sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak
sanggup lagi membebaskan diri.
4. Imperialisme Militer (Military
Imperialism). Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu
negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk
kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai
jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti
menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.
Sebab-sebab
Imperialisme
1. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di
seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya.
Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak
dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis.
Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih
imperialisme.
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa
di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga
diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan
anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak
menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan
imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi.
Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja.
Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering
tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan
imperialisme.
4. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan.
Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan
sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme
modern.
1. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2. Ingin ikut dalam perdagangan dunia
3. Ingin menguasai perdagangan
4. Keinginan untuk menjamin suburnya industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar